Pemuda tersebut adalah Ahmad Khaidir. Ia menikahi kekasihnya, Erni, sesaat sebelum dimakamkan pada Kamis, 2 Februari 2017. Pemuda yang berasal Kepulauan Nias, Sumatera Utara, itu meminta kepada orangtua Erni bagi diizinkan menikahi anaknya meskipun sang anak sudah meninggal dunia.
"Ia pacar anak aku meminta agar diizinkan melangsungkan ijab kabul meskipun anak aku sudah meninggal dunia," kata Wati, ibunda Erni, Minggu, 5 Februari 2017.
Wati menjelaskan, permintaan Edi, sapaan akrab Ahmad Khaidir, diutarakan ketika Erni sedang dikafani. Keduanya pun dinikahkan oleh imam Masjid Lampoko.
"Pada waktu dikafani dia utarakan niatnya. Kami tak mampu melarang, apalagi dia sangat baik selama ini kepada anak saya," ujar dia.
Wati juga menuturkan niat Edi bagi menikahi anak perempuannya itu telah diutarakan sejak lama. Keduanya bahkan telah berencana melangsungkan pernikahan pada Oktober nanti. Namun Tuhan berkehendak lain, Erni lebih lalu pergi bagi selamanya setelah menenggak racun rumput.
"Edi telah tiba melamar. Rencananya menikah bulan Oktober nanti," kata Wati.
Wati mengungkapkan, putrinya meminum racun rumput pada Selasa, 31 Januari 2017. Sesaat sebelum tewas, Erni kemudian menelepon Edi dan memberitahunya seandainya ia telah meminum racun.
Kalau Benar, Kata Siapa Pak SBY Disadap?Tak Selamat
Bawa Empat Boks Besar, Tim Ahok-Djarot Laporkan Sumbangan Dana Kampanye
Edi kala itu masih bekerja di sebuah koperasi di Kabupaten Enrekang, sementara Erni ketika itu tinggal di Kabupaten Barru. "Saya tahu dari Edi. Dia telepon ke aku kalau Erni telah minum obat (racun) rumput, dia meminta agar aku melihat Erni di kamarnya," ujar Wati.
Ia dulu bergegas menuju kamar anaknya itu, tapi pintu kamar anaknya terkunci. Setelah Erni muntah, barulah ia membuka pintu dan meminta agar dirinya dibawa ke puskesmas.
Erni dahulu dilarikan ke puskesmas. Tapi kondisinya yg telah parah usai menenggak racun tidak bisa ditangani di puskesmas. Akhirnya, ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Barru oleh pihak puskesmas pada Selasa malam.
Tak kunjung membaik setelah dirawat intensif di RSUD Barru, kata Wati, anaknya kemudian dirujuk lagi ke Rumah Sakit Andi Makkasau, Kota Parepare, buat mendapatkan pertolongan dengan peralatan yg lebih memadai.
"Iya dirujuk lagi ke Parepare buat mendapatkan perawatan karena kondisinya tidak kunjung membaik," ujar dia.
Edi yg selalu memantau keadaan Erni via telepon dengan orangtua kekasihnya itu mengetahui kejadian itu. Ia kemudian menetapkan bagi berangkat dari Kabupaten Enrekang agar mampu melihat segera keadaan sang kekasih memakai sepeda motor menembus gelapnya malam.
"Selama menjalani perawatan intensif di (RS Andi Makkasau) Parepare, Edi dengan setia menemani anak saya," ujar Wati.
Erni mengembuskan napasnya terakhirnya pada Kamis dini hari, 2 Februari 2017, sekitar pukul 01.00 Wita. Edi tidak hentinya mengeluarkan air mata ketika melihat sang kekasih hati pergi bagi selamanya.

itu yg dinamakan cinta sehidup semati heeehe...
BalasHapushehehe masak sih itu yg di namakan cinta sehidup semati,
Hapusbehangat kurang mengerti...?
itu ug dinamakan cinta sejati
BalasHapusRespect bro. Semoga amalnya di terima sisi Allah 😭
BalasHapusaminl, semoga amalnya di terima allah
HapusCinta memang benar2 membuat kita buta ya, hehe
BalasHapusia kak,
Hapustapi namanya juga cinta, terkadang banyak hal-hal yang tidak logis kita lakukan demi cinta
Hapuskarena dengan cinta. buat kita lebih berwarna kak.
HapusWaduh ini bagaimana sebenarnya? Cowoknya katanya baik, sudah melamar dan akan menikah Oktober. Kok ceweknya malah minum racun??? Apa motifnya minum racun? Nggak mau nikah? Pernikahannya kan direstui itu? Lalu setelah minum racun, si Erni muntah lalu minta diantar ke puskesmas. Lha? Mau bunuh diri kok malah minta diantar ke puskesmas segala??? Lalu imam mana pula yang mau nikahin orang kalau syarat untuk nikah (kedua mempelai sama-sama hidup) tidak terpenuhi??? Error ane gan error.
BalasHapus